Agar Kualitas Penggunaan Internet di Indonesia Semakin Baik

Saturday, 13 November 21 Venue

Pengguna internet Indonesia sudah sangat banyak mencapai 274,9 juta jiwa naik 16% menurut WeAreSocial pada Februari 2021. Menurut Geri Sugiran, dewan pembina RTIK Jawa Barat, bukan hanya sekadar pengguna saja yang sangat meningkat di Indonesia tetapi diharapkan bagaimana kualitas dari penggunaan internet di Indonesia ini semakin bagus.

“Masyarakat lebih cakap digital untuk mengoperasikan perangkat digital, mengakses internet untuk keperluan sehari-hari ditambah dengan menggunakan layanan juga aplikasi media digital untuk hal yang positif,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (11/11/2021).

Geri mengatakan, pada industri 4.0 kita sudah dihadapkan dengan banyak kecanggihan teknologi informasi bukan hanya sekadar internet tetapi artifisial intelijen, internet of things, advance robotic dan big data. “Semua itu menjadi satu kesatuan untuk membawa kita dalam era selanjutnya yakni digital society 5.0.”

Menurutnya, tidak hanya teknologi saja yang yang membantu manusia untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari tetapi juga manusia masih tetap dibutuhkan untuk menjalani hidup mereka. Misalnya, ketika nantinya anak-anak sekolah dapat melakukan kegiatannya dari mana saja melalui teknologi informasi. “Tetapi mereka masih membutuhkan pendamping, bisa guru atau juga orangtua yang bersama mendampingi mereka. Karena bagaimanapun juga orangtua harus tetap mendampingi anak-anak saat di ruang digital,” ujar dia.

BACA JUGA:   Kegiatan Ini Mampu Usir Kebosanan di Saat Pandemi

Digital skill, kata Geri, memang sangat dibutuhkan oleh setiap generasi untuk masuk ke era masa depan. Kita semua diminta untuk terus mengasah digital skill yang memang kita suka dan mampu untuk mempelajarinya. “Misalnya mengedit video atau foto lalu dibuat menjadi sebuah konten yang menarik di media digital jangan lupa kita juga harus menarasikan diri dan aktivitas kita di media digital. Tidak lagi narsis untuk hal-hal yang tidak penting tapi kita dapat narsis untuk memamerkan hasil karya kita di dunia digital semua itu kita buat konten sesuai dengan kemampuan dan target dari pengikut kita.”

Dia melanjutkan, “misalnya para pengikut kita merupakan seorang profesional atau usia produktif kita dapat membuat konten yang berhubungan dengan mereka. Motivasi pengembangan diri yang dibuat dengan video reels atau juga tips-tips bagaimana cara berinvestasi melalui grafis yang menarik,” tuturnya.

BACA JUGA:   Digunakan Sebagai Alternatif Pembelajaran, Ini Manfaat Online Learning

Geri mengatakan, dengan digital skill yang mungkin bisa dikembangkan, kita dapat menjadi seorang kreator konten. “Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah ketika orang akan melihat kita atau produk apa yang kita tawarkan atau apa yang bisa kita buat itu tergantung dari bagaimana cara kita mengkomunikasikannya.”

Maka dari itu, lanjut Geri, kemampuan di abad 21 ini harus terus diasah bukan cuma secara teknis saja tetapi soft skill dikembangkan seperti berpikir kritis. Bagaimana cara untuk bisa mengerjakan sebuah permasalahan yang ada. Itulah bagaimana inovator bekerja, mereka menciptakan sebuah solusi dari masalah yang ada.

Kreativitas pun diuji dengan membuat sebuah inovasi berbeda yang belum pernah ada, bisa berupa barang hingga mungkin makanan. “Kreativitas itu tidak terbatas maka dari itu diperlukan percobaan meskipun gagal atau disebut dengan trial error. Ketika itu gagal tetap harus dicoba lagi,” ujar Geri.

Kemampuan komunikasi menurut dia juga penting, bagaimana kita sekarang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar entah secara langsung maupun secara virtual. Bagaimana mempresentasikan sesuatu ataupun meyakinkan ide yang kita miliki. “Terakhir yang paling penting adalah kolaborasi, harus saling bekerja sama antarsatu dengan yang lainnya tidak lagi berkompetisi namun berkolaborasi,” kata dia.

BACA JUGA:   Langkah Awal Gunakan Media Online untuk Jualan

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).