Aman-Nyaman Berselancar di Ranah Online

Sunday, 22 August 21 Venue

Membudayakan kenyamanan juga keamanan berselancar di ranah online, menurut Fajar Eri Dianto, Ketua Relawan TIK Indonesia, bisa dengan utamakan budaya berjejaring, kolaboratif, dan partisipatif. Menurutnya, untuk dapat berbudaya yang baik kita harus menghormati kebebasan pendapat orang lain.

“Bebas tetap bertanggung jawab dan tetap mengkuti etika,” katanya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021).

Menurut Fajar, siapa pun dapat menyuarakan pendapat, ide, perasaan termasuk kritik kepada pemerintah tanpa rasa takut. Namun tetap menggunakan bahasa yang santun. “ Jadi tidak sembarangan bebas, bukan bebas menyenggol orang lain. Kalau kita berkomentar nyinyir atau berkomentar ke teman kita, coba pikirkan bagaimana jika itu terjadi kepada kita seperti apa rasanya.”

BACA JUGA:   Pembelajaran Jarak Jauh, Tantangan dan Peluang

Dalam berkomentar atau berpendapat, kata dia, hindari menyebut nama orang lain dan institusi jika itu belum pasti, sertakan data pendukung dalam opini jangan sampai hanya opini semata.Fajar mengatakan,  pendapat di ranah digital akan diakses semua orang karena itu bersiap untuk konsekuensi. Konsekuensi merupakan timbal balik atau pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan, apalagi ada tindakan hukum yang mengawal.

“Kita harus bertanggung jawab terhadap ide, opini, komenatar di ranah online. Budayakan kita tetap santun dengan orang yang lebih tua, dengan orang yang patut kita hormati. Itu harus tetap kita lakukan di dunia online di tempat yang kita sudah diberi kebebasan,” ujar Fajar.

BACA JUGA:   Adab dan Sehat dalam Bermedia Sosial

Menurutnya, masyarakat dapat menajdi jurnalis warga, membuat meme, infografis, tagar, menulis status di Facebook. “Ini penting untuk diketahui agar kita tetap mengawal kebebasan berekspresi.”

Hal kedua yang harus dicermati, lanjut Fajar, ialah harus menghargai kekayaan intelektual, terutama ketika menggunakan karya orang lain. Jika tidak ada watermark-nya dan dapat diakes gratis, maka dapat digunakan. “Sebaliknya kita selalu mencantumkan kredit nama pencipta dari karya itu, artinya kita sudah meminta izin dengan pemilik karya tersebut. Hindari mengubah, menggandakan karya cipta orang lain. Misalnya gambar yang kita edit untuk ditambahkan tulisan, kita dapat meminta izin dulu kepada yang punya gambar tersebut.”

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Jejak Digital Bisa Membawa Sial

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).