Anak Diberi Pengasuhan Digital, Begini Langkahnya

Sunday, 18 July 21 Venue

Di zaman digital ini, harus diakui betapa sulitnya menjadi orangtua. Anak-anak yang belum berusia tiga tahun sudah memegang gawai seperti smartphone atau tablet. Orangtua pun cenderung memberikan begitu saja perangkat digital tanpa tahu risiko yang menghantui anak mereka.

Menurut Selamet, Wakil Ketua Relawan TIK Jawa Timur, ketika anak memasuki masa remaja, datanglah serangan situs media sosial yang tidak bisa dihindari, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan aplikasi lainnya. “Isu-isu penting muncul mulai dari sexting dan cyberbullying yang menghabiskan banyak waktu online anak dibanding mengerjakan pekerjaan rumah,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (16/7/2021).

Selamet mengatakan, oleh karena itu saat ini diperlukan pengasuhan digital. Menurutnya, pada dasarnya pengasuhan digital adalah pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital. Dalam pengasuhan digital, kata dia, terdapat tujuh langkah yang perlu dilakukan oleh setiap orangtua, yaitu sebagai berikut:

  • Selalu tingkatkan komunikasi dengan anak.

Komunikasi menjadi kata kunci, membangun komunikasi dengan anak adalah langkah terpenting dalam pengasuhan anak di era digital ini. Luangkan waktu untuk berinteraksi intens dengan anak, seperti berolahraga bersama, bermain jalan-jalan dan sebagainya. Jika anak mau terbuka kepada orangtua, maka lebih mudah menjaganya.

  • Bekali diri dengan terus belajar.
BACA JUGA:   Membentuk Ruang Digital Aman Untuk Anak

Orangtua minder untuk belajar teknologi digital. Mereka merasa tertinggal dari anaknya. Betul, generasi digital native akan jauh lebih mudah mengadopsi teknologi ini dibanding orangtuanya yang berasal dari generasi digital immigrant. Akan tetapi bukan berarti orangtua tidak perlu upaya untuk belajar, paling tidak mereka harus terus membekali diri untuk mengetahui berbagai aktivitas anak di internet. Orangtua bisa mencari informasi di Google, mencari tahu baik buruknya aplikasi/games yang digunakan, dan mencari berbagai referensi.

  • Gunakan fitur dan aplikasi untuk menjaga anak di internet

Terkadang orangtua memerlukan bantuan tools untuk dapat menjaga anaknya di internet. Fitur-fitur seperti Safe Search di Google, Restriction Mode di YouTube, Pembatasan usia di PlayStore dan sebagainya, perlu diaktifkan. Selain itu, orangtua juga bisa memanfaatkan aplikasi Parental Control, sebuah aplikasi yang dapat memonitor aktivitas anak di internet, mengatur screen time, menentukan aplikasi mana yang bisa digunakan atau tidak, melihat lokasi dan sebagainya.

  • Buat aturan bersama dan terapkan konsekuensinya.
BACA JUGA:   Memulai Bisnis Online, Ini Tipsnya

Aturan penggunaan internet perlu dibuat bersama oleh orangtua dan anak. Ya, bukan orangtua yang membuat aturan dan meminta anak untuk mematuhinya, tetapi dibuat bersama dengan mendiskusikan segala dampak dan kosekuensinya. Jika perlu, aturan ini dicetak dan ditandatangani bersama.

  • Jadi teman dan ikuti anak di medsos, tapi jangan berlebihan.

Orangtua perlu mengetahui aktivitas anak di media sosial. Jadilah teman dan follower-nya di media sosial. Akan tetapi perlu diingat, kita harus menghargai ruang dan kebebasan mereka di ranah daring. Jangan terus-terusan stalking akun anak, apalagi membanjiri setiap postingannya dengan komentar orangtua. Jangan lupa untuk mendorong anak membuat jejak digital yang positif di media sosial.

  • Jelajahi, berbagi dan bermain bersama anak.

Internet adalah media yang relatif baru, jadikanlah media ini sebagai tempat untuk bermain bersama anak. Berbagai aktivitas bisa dilakukan orangtua bareng anak seperti menonton video di YouTube, mencari informasi, bermain games, dan sebagainya. Jelajahi dunia ini bersama, ceritakan pengalaman online kita kepada anak, dan sebaliknya, jangan malu untuk bertanya dan belajar segala hal di internet dari anak kita.

  • Jadilah teladan digital yang baik.
BACA JUGA:   Menjaga Keamanan Saat Mengakses Layanan Digital

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Perilaku anak akan meniru yang dilakukan orangtuanya. Kalau mau anak bersikap bijak dalam menggunakan teknologi ini, maka itu dimulai dari orangtuanya memberi contoh baik. Misalnya membatasi waktu penggunaan gawai khususnya di depan anak, memposting hal baik di medsos, berkomunikasi santun, dan sebagainya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).