Dalam penggunaan internet terdapat dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatif yaitu kekerasan berbasis gender online (KBGO). KBGO yang paling banyak terjadi adalah online grooming di mana pelaku berusaha melakukan pendekatan untuk memperdayai. Kemudian ada malicious distribution yaitu ancaman distribusi foto atau video pribadi penghinaan yang dilakukan dengan bantuan teknologi, komputer dan atau internet, dengan penyebaran konten intim.
“Bentuk kekerasan gender berbasis online harus diinformasikan agar kita tidak jadi pelaku dan tidak jadi korban dan agar kita jadikan internet ruang yang aman,” ujar Siti Aminah, Komisioner Komnas Perempuan saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, Selasa (29/6/2021)
Siti menyebutkan, biasanya antara korban dan perilaku KBGO lebih banyak terjadi di ranah personal. Di mana ada relasi antara korban dan pelaku dari penyebaran video atau foto porno. Kemudian konten tersebut dikirimkan tanpa persetujuan di ranah personal.
Dari kasus-kasus yang dihimpun, kata Siti, terdapat 4 pola terkait KBGO. Pertama kekerasan terhadap perempuan di dunia nyata yang dilakukan juga di dunia siber seperti pelecehan seksual non fisik berupa komentar, pengiriman foto atau video atau teks yang merendahkan, termasuk menguntit, serta mencemarkan perempuan.
Pola kedua kekerasan di dunia nyata berlanjut di dunia siber, bukti alat video menjadi alat control. Ketiga, yang harus jadi perhatian ke anak-anaknya dan pada perempuan dewasa adalah online grooming. Di mana pelaku di awal berusaha membangun ikatan untuk memperdayai korban. Pola keempat adalah alat pemenuhan prestasi hal ini terjadi dalam pinjaman online di mana korban diintimidasi dan dipaksa membayar dengan layanan seksual atau mengirimkan foto dan video porno korban.
“Cara mencegah, jangan membuat konten intim ketika relasi sedang baik, karena saat ini ruang digital begitu mudah untuk menyebarkan data pribadi termasuk konten yang menyerang secara personal,” ujarnya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0