Perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah terbukti dapat memberi peluang lebih besar kepada UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Sayangnya, hanya segelintir saja UMKM yang masuk ke ekosistem digital.
“Internet harus dapat menyerukan dan meningkatkan produktivitas masyarakat seperti UMKM naik kelas, sehingga internet bermanfaat ke seluruh lapisan masyarakat dan melek akan digital. Saya harap gerakan ini dapat mendorong inisiatif di tempat lain,” harap Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, dalam acara Webinar Literasi Digital untuk wilayah kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (9/6/2021).
Perkembangan dunia digital juga bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan kuliner tradisional. Astini Kumalasari, Dosen UDINUS dan UNDIUP serta penyiar di 92.6 FM Radio Idola, menjelaskan, menurut data ICA-Indonesian Chef Association, sampai saat ini 85% generasi milenial tidak mengenal menu makanan tradisional. Dan di perkotaan, makanan non-tradisional lebih populer dibandingkan makanan tradisional, seperti waffles, pancakes, muffins, cookies, cupcakes, dimsum, nachos, dan cakes.
“Karena kuliner tradisional adalah makanan yang sudah membudaya di daerahnya sejak beberapa generasi sebelumnya, diolah dari bahan yang tersedia dan sebagian mempunyai fungsi khusus baik sebagai makanan ritual maupun berkaitan dengan fungsi sosial dan budaya,” katanya.
Indonesia diperkirakan memiliki 300 suku atau kelompok etnik utama. Sehingga dapat diperkirakan banyak variasi jenis makanan tradisional. Namun, informasi tentang beragamnya makanan tradisional masih sangat terbatas.
“Kuliner tradisional akan hilang kalau kurangnya sosialisasi dan program untuk mempromosikan ke anak muda, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebudayaan Indonesia, dan kurangnya pembelajaran budaya lokal dalam kehidupan anak muda sehari-hari,” paparnya.
Atini menambahkan, untuk itu kuliner tradisional perlu dipromosikan karena makanan tradisional merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia. Banyak makanan tradisional yang memiliki makna mendalam. Makanan tersebut menjadi simbol untuk menyampaikan nasihat-nasihat bijak,” ujarnya.
“Cara mempromosikannya dengan unggah, ceritakan, sebarkan makanan tradisional kita melalui kanal komunikasi digital, selenggarakan dan dukung event-event nasional terkait makanan tradisional, dan munculkan semangat untuk memasukkan makanan tradisional ke dalam film, sinetron dan konten digital,” ungkapnya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bekerja sama dengan Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0