ASEAN Tourism Forum 2023 Hasilkan Empat Kesepakatan Utama

Friday, 10 February 23 Harry
ASEAN Tourism Forum 2023

Perhelatan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023 di Yogyakarta pada 3 hingga 5 Februari 2023 menghasilkan sejumlah kesepakatan bersama negara-negara ASEAN dalam meningkatkan peran pariwisata, mendorong kebangkitan ekonomi, dan lapangan kerja di dalam kawasan. Tujuannya adalah menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global.

Negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat langkah kolaboratif dalam mengidentifikasi dan menjalankan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan pelaksanaan ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2016-2025. ATSP merupakan strategi ASEAN untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke kawasan Asia Tenggara.

Menparekraf Sandiaga sebagai Chair of Meeting ATF 2023 mengungkapkan, negara-negara ASEAN bersama para mitra mengapresiasi kebijakan relaksasi dan penghapusan pembatasan perjalanan oleh negara-negara anggota ASEAN. Hasilnya, kunjungan wisatawan internasional di ASEAN pada tahun 2022 meningkat 1.706 persen dibanding tahun sebelumnya.

“Tingkat hunian hotel juga meningkat 16 persen dibanding tahun 2021,” kata Sandiaga.

Kepemimpinan Indonesia ini menghasilkan sejumlah kesepakatan untuk menjadikan wilayah ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global melalui sektor pariwisata. Berdasarkan The 26th Meeting of ASEAN Tourism Ministers (26th M-ATM), ada empat pilar utama kesepakatan yang dihasilkan, yaitu (1) Pariwisata ASEAN Yang Lebih Inovatif Dan Kompetitif, (2) Meningkatkan Kapabilitas Para Pelaku Pariwisata Di ASEAN, (3) Mengembangkan Pariwisata Yang Bertanggung Jawab, Berkelanjutan, Dan Inklusif, serta (4) Mendorong Transformasi dan Adopsi Wisata Digital.

Setiap pilar tersebut terdiri dari beberapa poin, yaitu:

BACA JUGA:   Davao Kejar Pertumbuhan Sektor MICE

Pariwisata ASEAN Yang Lebih Inovatif Dan Kompetitif

1. Meningkatkan upaya untuk mempromosikan ASEAN sebagai destinasi utama dengan memulihkan kepercayaan di antara para wisatawan internasional yang mengunjungi ASEAN, juga menampilkan keberagaman dan kekayaan alam serta keramahtamahan masyarakat ASEAN.

2. Pertemuan tersebut juga mengapresiasi hasil positif dari sejumlah kampanye yang telah dijalankan, seperti di media sosial, kampanye digital, serta penggunaan tagline A Destination for Every Dream” di semua aktivitas terkait. Selain itu, masuknya lima negara ASEAN dalam 50 negara terindah di dunia yang dirilis oleh Forbes juga memberi dampak positif.

3. Perlunya meningkatkan kolaborasi dengan mitra terkait untuk memperkuat dampak dari program promosi yang sedang dijalankan.

4. Pertemuan tersebut juga menghargai usaha dan komitmen para anggota ASEAN dalam menerapkan program “Post-COVID-19 Recovery Plan for ASEAN Tourism” untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di ASEAN. Lebih dari 60 persen langkah-langkah dalam program pemulihan tersebut telah dilakukan melalui program ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan).

5. Wisata kapal pesiar merupakan salah satu sektor penting untuk memulihkan pariwisata. Karena itu, 26th M-ATM mendukung kegiatan promosi dalam Cruise Tourism Work Plan 2023, yang di dalamnya termasuk promosi bersama pada acara tahunan Seatrade Cruise Global (SCG) di Miami, Amerika Serikat, untuk menampilkan Asia Tenggara sebagai tujuan wisata kapal pesiar.

BACA JUGA:   Singapura Pikat Wisatawan MICE dengan Beragam Aktivitas

6. Pertemuan 26th M-ATM juga menyoroti program promosi destinasi baru dan jarang diketahui di ASEAN. Melalui program ini diharapkan tercipta sebuah paket wisata minat khusus untuk meningkatkan visibilitas destinasi-destinasi yang ada di ASEAN.

7. Pertemuan 26th M-ATM juga mengapresiasi para pemenang ASEAN Tourism Standards Awards, yakni 43 pemenang dalam The 4th ASEAN Homestay Award, 29 pemenang The 3rd ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award, 38 pemenang The 2nd ASEAN Spa Services Awards, dan 48 pemenang The 2nd ASEAN Public Toilet Award. Penghargaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing ASEAN dengan regional lainnya.

Meningkatkan Kapabilitas Para Pelaku Pariwisata Di ASEAN

1. Peningkatan kapasitas tenaga profesional pariwisata dan MICE di ASEAN melalui Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professionals (MRA-TP).

Mengembangkan Pariwisata Yang Bertanggung Jawab, Berkelanjutan, Dan Inklusif

1. Pertemuan 26th M-ATM mengajak para anggota ASEAN untuk menjalankan program pariwisata yang berkelanjutan berdasarkan Framework on Sustainable Tourism Development in ASEAN in the Post COVID-19 Era. Hal ini juga akan mendukung implementasi Deklarasi Phnom Penh terkait pariwisata ASEAN yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan kuat.

2. Untuk menerapkan Framework on Sustainable Tourism Development in ASEAN in the Post COVID-19 Era, dibutuhkan kerja sama dengan pihak-pihak lain, serta peningkatan kapasitas pengetahuan para pelaku pariwisata di ASEAN agar terbiasa dengan hal tersebut.

BACA JUGA:   Video Promosi Pariwisata Indonesia Terima Dua Penghargaan Dunia

3. Deklarasi Phnom Penh mengenai transformasi pariwisata di ASEAN telah diadopsi oleh para pemimpin ASEAN dalam acara ASEAN Summit pada November 2022. Karenanya, para anggota ASEAN diminta untuk menyelaraskan deklarasi tersebut dengan Framework on Sustainable Tourism Development untuk mempromosikan sektor pariwisata di ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif.

4. Pertemuan 26th M-ATM juga mengajak anggota ASEAN untuk membuat jaringan koridor pariwisata bagi wisatawan agar dapat mengunjungi destinasi-destinasi ekowisata di Asia Tenggara, terutama cagar budaya alamnya.

5. Pertemuan 26th M-ATM mengapresiasi para pelaku pariwisata di ASEAN yang telah menerapkan program zero carbon.

Mendorong Transformasi dan Adopsi Wisata Digital

1. Anggota ASEAN diminta untuk mempercepat pelatihan digital di sektor pariwisata bekerja sama dengan pihak swasta.

2. Pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung program pariwisata yang berkelanjutan.

3. Pertemuan 26th M-ATM mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk kerja sama dengan Sekretariat ASEAN untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi kegiatan, proyek, dan program-program yang telah disebutkan di atas untuk mencapai kawasan ASEAN yang berkelanjutan dan inklusif.