Mewabahnya virus corona mulai dirasakan pelaku MICE di tanah air. Beberapa acara yang diselenggarakan organizer ada yang batal, ditunda, dan mengalami penurunan jumlah peserta.
Dampak itu dirasakan oleh Tedjo Iskandar, founder TTC Travel Mart, dalam acaranya yang berlangsung pada 17 Februari di Jakarta, dan 19 Februari di Surabaya. “Ada 32 seller yang batal ikut karena virus corona. Tahun ini total seller yang ikut hanya 132 seller, dan dihadiri oleh sekitar 400 buyer,” kata Tedjo.
Menurut Tedjo, tak hanya seller internasional yang batal mengikuti kegiatan, melainkan juga seller lokal. Pasalnya, pasar sedang sepi karena banyak travellers yang juga membatalkan atau menunda perjalanannya. Bahkan, ada sebuah perusahaan multinasional yang membatalkan 4.000 perjalanan wisata insentif para karyawannya karena wabah corona.
Tedjo mengaku, akibat wabah virus corona, ia mengalami kerugian sekitar US$35.200 atau sekitar Rp492,800,000 (kurs 14.000). “Kerugiannya kurang lebih senilai dua mobil Xpander. Karena untuk ikut acara TTC Travel Mart para sellers dikenakan biaya US$1.100,” katanya.
Sementara itu, menurut Emilyanno Beodey dari Bali Dream, salah satu seller TTC Travel Mart, wabah virus corona sudah menjadi momok bagi para pelaku pariwisata di Bali, terutama yang bermain di pasar China. “Jalanan sudah terlihat agak sepi. Dan beberapa restoran yang menggarap pasar China juga sudah mulai ada yang tutup,” katanya.
Emilyanno pun mengakui bahwa ada beberapa grup tur yang membatalkan perjalanannya. “Kami memang tidak fokus menggarap China. Tapi karena virus itu, terjadi pembatalan grup, meskipun presentasenya masih kurang dari 20 persen,” katanya.
Guna menyiasati wabah virus corona, Emilyanno telah menyusun strategi untuk lebih agresif menggarap pasar domestik. “Karena saat ini semua orang takut untuk berpergian,” katanya.
KOMENTAR
0