Indonesia berpeluang besar untuk menjadi pemain MICE yang disegani dan berdaya saing di tingkat global. Tahun depan seharusnya menjadi momentum kebangkitan MICE Indonesia.
Tahun 2022 Indonesia akan menjadi tuan rumah berbagai kegiatan MICE berskala internasional. Antara lain, Indonesia mengemban tugas sebagai Presidensi pertemuan negara-negara G20 tahun depan. Puncak pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 rencananya akan berlangsung di Bali, sementara ratusan meeting pendukungnya akan tersebar di berbagai destinasi di Indonesia.
Agenda internasional kedua ialah Global Platform for Disaster Risk Reduction oleh BNPB tahun 2022 (GP2022). Dan agenda ketiga, Indonesia akan menjadi Ketua Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) pada 2023. Nantinya akan diselenggarakan pula KTT ASEAN sebagai pertemuan puncak pemimpin negara anggota ASEAN.
Sebenarnya rekam jejak Indonesia menjadi tuan rumah event internasional sudah cukup panjang. Pada 2018, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank. Pertemuan ini diikuti oleh 189 negara, dihadiri oleh 15.000 delegasi, dan 200 agenda pertemuan.
Di tahun yang sama pula, gelaran ASIAN Games di Jakarta dan Palembang berlangsung sukses dan dipuji tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia.
Ini artinya, Indonesia sudah kompeten menyelenggarakan berbagai kegiatan berskala internasional. Sayangnya, berdasarkan data Asosiasi Kongres dan Konvensi Internasional (International Congress and Convention Association/ICCA) menunjukkan, pada tahun 2018 Indonesia menduduki posisi ke-36 untuk Ranking Dunia Destinasi Pertemuan Asosiasi Internasional dengan total 122 pertemuan tingkat regional dan dunia.
Sementara itu, di kawasan Asia Pasiflk, Indonesia berada di urutan ke-11. Namun Indonesia masih berada di bawah negara-negara ASEAN, seperti Thailand, Singapura dan Malaysia.
Ratna Ning, Direktur Pacto Convex sekaligus Ketua Komite ICCA Indonesia, mengatakan, “Kita harus meyakinkan asosiasi internasional bahwa Indonesia sudah kompeten menyelenggarakan meeting. Kita juga harus naikkan positioning agar bisa unjuk gigi setidaknya di Asia Pasifik.”
Menurutnya, masih banyak peluang yang dimiliki Indonesia untuk mendatangkan pertemuan asosiasi internasional melalui bidding internasional. Namun, perlu stakeholder industri MICE mesti keroyokan menggarapnya dengan mengesampingkan ego masing-masing. Selain itu, dukungan pemerintah mutlak diperlukan.
English
2020 as the Momentum of Revival for MICE Indonesia
Indonesia has a massive potential in becoming a well-respected MICE industry player with a high competitive edge in the global industry. Next year should be the moment of revival for MICE indonesia.
In 2022, Indonesia will host various international MICE activities. Indonesia is trusted with the role of the presidency of G20 meetings next year. The peak event, G20 Summit, is planned in Bali, while other hundreds of meetings will take place in various destinations across Indonesia.
The next international agenda is Global Platform for Disaster Risk Reduction by the National Agency for Disaster Management (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB) 2020 (GP2022). And for the third one, Indonesia will become the head of Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) in 2023. There will also be ASEAN Summit, wherein all national leaders of ASEAN congregate.
Indonesia has quite a lengthy track record of hosting international events. In 2018, it hosted the IMF-World Bank meeting, which was attended by 189 countries and 15,000 delegates and consisted of 200 meeting agendas.
In the same year, ASEAN Games that took place in Jakarta and Palembang was run successfully, garnering positive responses all over the globe.
It means that Indonesia is competent in organizing a number of international events. Unfortunately, based on the data from International Congress and Convention Association (ICCA), Indonesia ranked 36 on the Global Ranking of International Meeting Destinations, with a total of 122 regional and international meetings in 2018.
Meanwhile, Indonesia ranked 11 in Asia Pacific, but still lower than other ASEAN countries like Thailand, Singapore, and Malaysia.
The Director of Pacto Convex and the Head of ICCA Indonesia said, “We have to convince international associations that Indonesia has the competency to organize meetings. We also must increase our positioning so we can showcase our portfolio at least in Asia Pacific.”
Indonesia has a lot of potential to host various international association meetings by winning international bidding. However, MICE stakeholders must work hand in hand and set their ego aside. On top of that, support from the government is also necessary.
KOMENTAR
0