Jumlah Wisman Diproyeksikan Mencapai 14 Juta Hingga Akhir 2017

Thursday, 21 December 17 Harry
jumlah wisman pergerakan wisatawan nusantara

Menteri Pariwisata Arief Yahya menggelar jumpa pers akhir tahun 2017 untuk menyampaikan kinerja kementerian sepanjang 2017 dan pemaparan program prioritas yang akan dilaksanakan pada 2018. Acara ini berlangsung pada 21 Desember 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata.

Arief Yahya didampingi pejabat eselon 1 di lingkungan Kementerian Pariwisata, tenaga ahli Kemenpar, Ketua Umum GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Didien Junaedy, Ketua PHRI Haryadi Sukamdani merangkap sebagai Ketua Pelaksana Program Visit Wonderful Indonesia (VIWI) 2018, serta ketua asosiasi pariwisata lainnya.

Arief Yahya menjelaskan, pencapaian angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada  periode Januari hingga Oktober 2017 secara kumulatif sebesar 11.617.828 wisman atau tumbuh 24 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebanyak 9.403.614 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2017 jumlah kunjungan wisman mencapai 14 juta wisman.

Arief Yahya menjelaskan, posisi pariwisata Indonesia pada Januari-Oktober 2017 yang tumbuh 24 persen telah menempatkan Indonesia dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan pariwisata tertinggi. Di Asia Tenggara, Indonesia mengungguli Malaysia yang tumbuh hanya 0,87 persen pada Januari-Mei 2017, Singapura 3,83 persen pada Januari-Juli 2017, dan Thailand 6,69 persen pada Januari-Oktober 2017. Hanya Vietnam yang pertumbuhannya melebihi Indonesia dengan 25,2 persen pada Januari-November 2017.

BACA JUGA:   Turis Cina Inginkan Perjalanan yang Eksklusif dan Customized

“Pertumbuhan pariwisata Indonesia sebesar 24 persen, jauh di atas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan pariwisata dunia 6,4 persen. Ini menguatkan keyakinan kita untuk meraih target pada 2018 sebesar 17 juta wisman,” kata Arief Yahya.

Sementara itu, untuk jumlah pergerakan wisatawan nusantara, Arief Yahya memaparkan jumlah pergerakan wisatawan nusantara pada Oktober 2017 mencapai 25.077.000 wisnus dengan pengeluaran mencapai Rp22,92 triliun, sedangkan secara kumulatif Januari–Oktober 2017 sebanyak 252.569.465 pergerakan wisatawan nusantara dengan pengeluaran sebesar Rp230,91 triliun. Pencapaian wisnus pada Januari-Oktober 2017 ini lebih tinggi 14 persen dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus.

Menurut Arief Yahya, yang menarik dari pergerakan wisnus adalah moda transportasi udara yang digunakan wisnus bertambah pada Oktober 2017. Jumlah penumpang udara domestik sebanyak 7.523.100 orang sehingga perkiraan realisasi wisnus yang menggunakan angkutan udara sebanyak 2.256.930 pergerakan. “Tahun ini target 265 juta pergerakan wisnus optimistis akan terlampaui,” kata Arief Yahya.

BACA JUGA:   Ini Strategi KTO Jakarta untuk Capai Target 360 Ribu Wisatawan Indonesia pada 2025

Pada November 2017, target pergerakan wisnus sebesar 19,5 juta, dan Desember 2017 sebesar 24 juta, sedangkan angka prognosa wisnus pada bulan sebelumnya antara 20 juta hingga 27 juta.

Sedangkan investasi sektor pariwisata pada kurun waktu Januari-September 2017 terealisasi sebesar US$1.396.40 juta atau tumbuh 27,68 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. “Hingga September kita sudah mencapai 79,8 persen dari target yang ditetapkan sebesar US$1,75 miliar,” kata Arief Yahya.

Capaian investasi sebesar US$1.396.40 juta tersebut terdiri dari PMA US$1.094.65 juta dan PMDN US$301.75 juta. Untuk investor PMA terbesar dari Singapura, Cina, dan Jepang, di mana sebagian besar berinvestasi pada hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lainnya, dan hotel melati dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta. Sementara itu, investor PMDN lebih variatif selain berinvestasi di hotel berbintang juga pada usaha taman bertema serta kegiatan hiburan dan rekreasi dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BACA JUGA:   Bukan Kuliner, Ini Oleh-Oleh Unik Khas Bali

Arief Yahya mengatakan, investasi menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan pemerintah sehingga Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor, termasuk pariwisata. Target investasi pariwisata tahun ini sebesar US$1,7 miliar, dan tahun 2018 meningkat menjadi US$2 miliar, dan tahun 2019 target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang membutuhkan total investasi US$ 20 miliar, terdiri atas investasi untuk infrastruktur publik sebesar US$10 miliar dan investasi untuk infrastruktur privat sebesar US$10 miliar.