Pancasila Dibutuhkan Di Dunia Digital

Thursday, 10 June 21 Venue

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara webinar Literasi Digital untuk wilayah Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Tulungagung, pada 7 Juni 2021. Kegiatan ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 mengungkapkan, kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.

“Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar, seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, dan radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.

Dorien Kartikawangi, Mafindo, Unika Atma Jaya, menjelaskan, budaya bermedia digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:   Langkah Tepat Menghadapi Kejahatan di Dunia Digital

Tantangan budaya bermedia digital antara lain mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, media digital menjadi panggung budaya asing, dominasi nilai dan produk budaya asing, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, dan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.

“Ada baiknya menghadapinya dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital,” paparnya.

Selain itu, dampak rendah pemahaman budaya bermedia digital, seperti tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada segregasi sosial (perpecahan/polarisasi) di ruang digital, tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital,serta  tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan mal-informasi diharapkan dapat dihindari.

BACA JUGA:   Meninggalkan Jejak Digital Yang Bertanggung Jawab

“Untuk itu, dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” ujarnya.

Webinar Literasi Digital ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang juga dihadiri narasumber lain, yaitu Lisa Adhrianti (Japelidi), Annisa Junaidi (Interpreter, English Motivator dan Sosmed Enthusiast), dan Dwi Wahyudi SE (Pengurus Wilayah Relawan TIK Jakarta).

Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

BACA JUGA:   Menanamkan Kebiasaan Aman di Dunia Maya Pada Anak

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).