Gerak Cepat Atasi Isu Krisis Sektor Pariwisata

Monday, 30 October 23 Erwin Gumilar
gunung bromo

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang rentan dengan isu bencana, baik alam, maupun non-alam. Karenanya, perlu kesiapsiagaan untuk mencermati kondisi guna mengurangi terjadinya krisis. Penanganan yang tidak tepat dan cenderung lambat akan berdampak negatif terhadap sektor ini.

Menurut I Gusti Ayu Dewi Hendriani, Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menanggapi kondisi tersebut diperlukan strategi penanggulangan krisis dalam kepariwisataan melalui komunikasi.

“Strategi komunikasi yang tepat akan membantu meminimalisir isu krisis menjadi lebih besar,” ungkap Dewi saat menjadi pembicara dalam “Sosialisasi Panduan Komunikasi Krisis Kepada Media” yang digelar Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi kreatif Indonesia di Hotel Grand Mercure Malang pada 25-27 Oktober 2023.

BACA JUGA:   Mengundang Wisatawan Golf Tandang ke Tanah Air

Dewi mencontohkan, belum pulihnya kunjungan wisatawan ke kawasan wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akibat bencana kebakaran membuktikan pentingnya komunikasi dalam menanggapi isu antara pusat dan daerah.

Pada kesempatan tersebut, Dewi juga mengajak dinas pemerintah daerah agar bisa gerak cepat dan tepat saat menanggulangi krisis kepariwisataan melalui komunikasi. “Harus ada kolaborasi yang baik antara pusat dan daerah, agar penanganannya maksimal,” tambah Dewi.

BACA JUGA:   Sandiaga Uno Pastikan Penataan Fasilitas TN Komodo Utamakan Keberlanjutan Lingkungan

“Sosialisasi Panduan Komunikasi Krisis” akan dilakukan juga ke berbagai daerah di Indonesia. “Sebelumnya sudah ada dua provinsi, yakni Jawa Barat dan Bali. Tahun depan akan kami lanjutkan ke daerah lainnya di Indonesia,” katanya.

Saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah memiliki buku yang bisa menjadi acuan pemerintah daerah dalam menghadapi kondisi krisis pariwisata dalam dengan judul Panduan Komunikasi Krisis.  Panduan tersebut berisi langkah-langkah strategi komunikasi yang dijalankan Kemenparekraf bekerja sama dengan para pemangku kepentingan dalam menangani krisis kepariwisataan. Penyusunan langkah komunikasi krisis dimulai dari masa sebelum krisis (pra-krisis), merespons krisis, dan setelah krisis (pasca-krisis).