Tanpa Etika Digital, Komunikasi Bisa Bermasalah

Friday, 25 June 21 Venue

Tidak bisa dimungkiri ada etika yang harus diterapkan dalam berinteraksi satu sama lain secara digital. Hal itu diungkapkan Ridha Ichsani, PR & Community Manager Zilinggo Indonesia, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (18/06/2021).

“Pentingnya beretika dalam dunia digital dan juga harus diterapkan di semua aspek kehidupan, termasuk penggunaan digital di ponsel,” katanya.

Ridha menerangkan, komunikasi digital itu memungkinkan seseorang untuk melakukan pembicaraan menggunakan media digital yang dirasa lebih efektif. “Melalui media-media tersebut kita bisa berkomunikasi tanpa harus bertatap muka kepada lawan bicara karena sifatnya tidak langsung tatap muka ini banyak melupakan apa yang perlu dilakukan saat menggunakan media digital, seperti etika,” ujar Ridha.

BACA JUGA:   Pancasila, Pedoman Etika Dalam Interaksi Digital

“Etika itu penting walaupun saat berkomunikasi tidak dengan tatap muka di dunia digital. Kalau tidak ada etika berkomunikasi, pasti akan timbul masalah. Seperti minimnya bertutur kata yang sopan,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, selain itu dengan perkembangan dunia digital banyak masyarakat lebih sering berkomentar dulu dibandingkan menelaah berita. Dalam melihat postingan kita harus berhati-hati dalam berkomentar. Kalau bisa menghargai hak orang lain.

BACA JUGA:   Membentuk Budaya Digital yang Baik

Budaya komentar negatif ini banyak ditemui di Indonesia. Hasil riset Microsoft menerangkan netizen Indonesia tidak sopan se-Asia Tenggara. Di mana rata-rata pengguna dewasa menjadi peringkat atas nitizen tidak beretika 68% dengan hoax 47%, 27% ujaran kebencian, dan 13 diskriminasi.  Melihat data itu, maka dijuluki orang Indonesia kurang sopan berbicara di dunia digital.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Tips Stimulasi Berpikir Kritis Anak Generasi Abad 21

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).