Kominfo Ajak Masyarakat Melek Digital Lewat Festival Literasi Digital 2023

Tuesday, 12 September 23 Harry
Festival Literasi Digital 2023

Berkembangnya zaman dan teknologi membuat seluruh masyarakat harus lebih melek digital. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Dyandra Promosindo menggelar Festival Literasi Digital di Kebun Raya Bogor pada 10 September 2023.Bertajuk “Makin Cakap Digital”, Festival Literasi Digital 2023 menghadirkan hiburan, talkshow, fun run, booth F&B, dan booth budaya tradisional.

Bima Arya, Wali Kota Bogor, mengatakan bahwa 90 persen warga Bogor sudah memiliki smartphone dan terkoneksi dengan internet. “Ada sekitar 1,1 juta jiwa di Bogor dan paling tidak sudah 90 persen warga yang sudah memiliki smartphone dan 85 persennya memiliki akun sosial media,” sebut Bima Arya.

BACA JUGA:   China Homelife Indonesia Hadirkan 12.000 Produk Impor Berkualitas

Banyaknya pengguna sosial media memaksa seluruh masyarakat untuk mulai mewaspadai informasi yang beredar terutama menjelang tahun politik 2024.

“Penggunaan aplikasi WhatsApp (WA) paling tidak sudah mencapai 96 persen, dan itu artinya penyebaran berita serta informasi akan semakin cepat, dan kita harus skeptis terhadap informasi yang beredar. Kita harus bersikap bijak di dunia maya sehingga rasa tanggung jawab juga akan tumbuh di dunia nyata. Maka dari itu, yuk sama-sama melek digital bersama Festival Literasi Digital 2023,” ujar Bima saat pembukaan acara.

Ayo Cakap Digital Sebarkan Cinta Untuk Indonesia

BACA JUGA:   Digelar Virtual, IFRA Turunkan Target Pengunjung

Indonesia saat ini darurat nasionalisme di kalangan generasi muda. Hal tersebut terlihat dari hari-hari besar yang sudah kehilangan makna dan hanya menjadi hari biasa. Hal ini disebabkan oleh percepatan teknologi yang membuat masyarakat kini lebih mudah mengakses informasi dari berbagai belahan dunia.

Melalui talkshow “Ayo Cakap Digital Sebarkan Cinta Untuk Indonesia”, Dyandra dan Kominfo menghadirkan Sekdis Kominfo Kota Bogor Rahmat Hidayat; Yosi Mokalu, Amanda Rigby, dan Risca Andalina.

Rahmat Hidayat mengungkapkan bahwa hal ini disebabkan kurangnya pendidikan nasionalisme dan menjauhnya kehidupan gotong-royong sesama warga. “Banyak informasi digital yang dapat memengaruhi rasa nasionalisme kita. Pastikan dalam proses pendidikan mendapatkan materi yang cukup mengenai sejarah Indonesia serta menanamkan rasa cinta dan aksi sederhana seperti gotong-royong dan lomba 17-an,” tuturnya.

BACA JUGA:   Festival Bau Nyale, Jurus Pikat Wisman saat Low Season

Rahmat juga menambahkan perlunya memperkokoh budaya digital dalam literasi digital karena nilai-nilai nasionalisme secara digital kini mulai luntur.

“Jangan sampai kita terjebak dalam arus digitalisasi dan hanya menjadi penikmat, bukan penggerak,” tambahnya.